Image: www.123RF.com
Beberapa tahun terakhir ini, kita sering mendengar peristiwa kematian yang disebabkan oleh gagal ginjal. Sebuah berita kematian yang menyesakkan dada. Dahulu, penyakit ini tergolong langka, namun saat ini semakin meningkat keberadaannya. Mengagetkan, sekaligus menyedihkan, karena menurut data dari PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia), sebagaimana dilansir dari pdpersi.co.id (retrieved 7/6/2017), penyakit gagal ginjal ternyata terus meningkat hingga kisaran 10% setiap tahunnya. Menurut PERSI, sebab utamanya adalah tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan ginjal memang rendah.
Selain itu, menurut dr. Ahmad Supriyanto dari RSU PKU Muhammadiyah Surakarta, pola hidup masyarakat sekarang juga sudah semakin menjauh dari gaya hidup yang sehat. “Di PKU saat ini, dalam sehari melayani sekitar 30 orang pasien cuci darah. Anda tahu, anggaran BPJS Kesehatan di negara ini, paling besar digunakan untuk pengobatan penyakit kanker (kemoterapi) dan cuci darah akibat gagal ginjal.”
Apakah gagal ginjal itu? Sebagaimana dikutip dari Soni Arsono, dalam tesisnya, Diabetes Melitus Sebagai Faktor Risiko Gagal Ginjal Terminal (Universitas Diponegoro, 2005), gagal ginjal adalah istilah yang digunakan ketika terjadi kelainan ginjal akibat menurunnya fungsi ginjal. Jika penurunan fungsi berlangsung terus menerus, terjadilah apa yang disebut sebagai Gagal Ginjal Kronis (GGK), dan biasanya tidak bisa pulih seperti sediakala.
Jika GGK terus berlanjut, sehingga fungsi sangat menurun, sering disebut dengan istilah Gagal Ginjal Terminal (GGT). Menurut dr. Ahmad, jika sudah sampai fase GGT, hanya ada dua cara pengobatan, yaitu transplantasi ginjal atau cuci darah (hemodialisis). Pada banyak kasus, GGT sering berakhir pada kematian.
Mengapa GGT bisa mematikan? Sebab, dengan kerja ginjal adalah menyaring zat yang dibutuhkan tubuh dan membuang zat sampah yang merupakan sisa metabolisme. Jika ginjal gagal bekerja karena rusak, sampah-sampah metabolisme tidak bisa dibuang dan akan menganggu tubuh, dan bisa menjadi racun yang mematikan.
“Jadi, mari sayangi ginjal kita, dengan mencoba pola hidup sehat,” ujar dr. Ahmad.  Menurutnya, kita juga bisa menjadikan warna urin kita sebagai ‘barometer’ kesehatan ginjal kita. “Urin yang normal, warnanya bening. Kalau kekuningan, apalagi sampai keruh, berarti konsumsi air putih kita kurang, dan ginjal bekerja terlalu keras.”
Apa saja aktivitas yang bisa mencegah kita dari risiko terkena gagal ginjal?

Ayo, kurangi konsumsi gula! (Image: www.naturalnews.com)
  1. Meminum air putih sehari minimal 8 gelas. Sebagaimana dilansir dari viva.co.id (7/3/2013), konsumsi air putih yang cukup sangat dibutuhkan agar proses pembuangan sampah urin yang dilakukan oleh ginjal dapat berlangsung dengan aman.
  2. Mengurangi konsumsi gula. Sebagaimana dikutip dari Kompas.com (31 Jul 2013), pada studi tentang kematian 180.000 orang karena minuman manis, peneliti menyimpulkan, bahwa kematian itu mungkin dikarenakan adanya risiko seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Padahal, 30-40% penderita diabetes melitus akan berakhir pada gagal ginjal.
  3. Mengurangi minuman-minuman berkarbonasi/soda, berkafein, pemanis buatan, serta taurin dan bahan-bahan sintetis lainnya. Minuman semacam itu akan membuat kerja ginjal menjadi berat, dan akhirnya mengalami gagal ginjal.
  4. Mengurangi pemakaian obat-obatan yang bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal, biasanya tercantum pada label obat tersebut.
  5. Mengonsumsi makanan berserat, agar terhindar dari sembelit. Sebagaimana dilansir dari Kompas.com (11/11/2016), penderita sembelit 13 persen lebih berisiko mengalami gangguan kerja ginjal. Mengonsumsi makanan kaya serat akan memperlancar proses pencernaan, di mana pencernaan yang baik juga akan berefek pada kesehatan ginjal kita.
  6. Mengurangi makanan dengan bahan pewarna dan pengawet sintesis, misalnya makanan-makanan junk food.
  7. Mengurangi makanan dengan kadar garam, kalium dan fosfor yang tinggi.
  8. Perbanyak konsumsi buah dan sayur, serta makanan yang segar.
  9. Kurangi makanan dengan lemak jenuh dan kolesterol jahat, misal gorengan, jerohan, daging merah, santan dan sebagainya.
  10. Hindari rokok dan minuman keras sejauh-jauhnya.
  11. Jika ingin kencing, segeralah kencing, jangan ditahan apalagi sampai berlama-lama.
  12. Olahraga, diet sehat dan menjalani kehidupan yang aktif akan membuat berat badan kita menjadi normal. Sebab, obesitas—alias kegemukan, akan meningkatkan risiko gagal ginjal.
  13. Cukup istirahat, relaksasi, tidak ngoyo. Sebab, stres dan depresi akan memicu tekanan darah tinggi, yang juga bisa berefek ke gagal ginjal.
Ayo sayangi ginjal kita dengan pola hidup yang sehat.